Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta Menarik di Balik Pembuatan Film Red, White & Royal Blue

Film Red, White & Royal Blue yang diadaptasi dari novel laris karya Casey McQuiston telah mencuri perhatian banyak penonton sejak dirilis. Mengangkat kisah romansa antara Alex Claremont-Diaz, putra Presiden Amerika Serikat, dan Pangeran Henry dari Inggris, film ini tidak hanya menghadirkan kisah cinta yang memikat tetapi juga memiliki banyak fakta menarik di balik proses produksinya. Berikut adalah beberapa hal yang patut Anda ketahui tentang bagaimana film ini dibuat.

Fakta Menarik di Balik Pembuatan Film Red, White & Royal Blue

Perjalanan dari Novel ke Layar Lebar

Mengadaptasi sebuah novel populer ke film bukanlah tugas yang mudah. Red, White & Royal Blue awalnya diterbitkan pada tahun 2019 dan langsung mendapatkan perhatian besar dari pembaca. Ceritanya yang unik dan karakter yang kuat menjadikan novel ini salah satu bacaan favorit di komunitas LGBTQ+ serta penggemar roman secara umum.

Setelah hak adaptasi filmnya dibeli, Amazon Studios mengumumkan proyek ini pada tahun 2021. Sutradara Matthew López ditunjuk untuk menangani produksi, menjadikannya debut penyutradaraannya di dunia film. López, yang sebelumnya lebih dikenal di dunia teater, mengusung pendekatan yang tetap setia pada novel namun dengan beberapa perubahan yang diperlukan untuk mengakomodasi format film.

Pemilihan Pemeran yang Selektif

Salah satu faktor keberhasilan film ini adalah pemilihan pemerannya. Nicholas Galitzine berperan sebagai Pangeran Henry, sementara Taylor Zakhar Perez memerankan Alex Claremont-Diaz. Keduanya berhasil membangun chemistry yang kuat, sehingga hubungan antara karakter mereka terasa alami dan meyakinkan.

Nicholas Galitzine sebelumnya dikenal dalam beberapa proyek seperti Cinderella (2021), sementara Taylor Zakhar Perez mencuri perhatian lewat perannya di The Kissing Booth 2. Kedua aktor ini menjalani audisi ketat sebelum akhirnya terpilih untuk peran utama.

Selain itu, Uma Thurman turut berperan sebagai Ellen Claremont, Presiden Amerika Serikat sekaligus ibu dari Alex. Kehadirannya menambah daya tarik tersendiri bagi film ini karena aktris veteran tersebut memiliki rekam jejak luar biasa di industri hiburan.

Lokasi Syuting yang Menarik

Meskipun berlatar di Amerika Serikat dan Inggris, film ini sebagian besar melakukan syuting di Inggris. Beberapa lokasi ikonik yang digunakan mencerminkan suasana kerajaan yang khas, terutama dalam adegan yang melibatkan keluarga kerajaan Inggris. Sementara itu, untuk adegan Gedung Putih, tim produksi menggunakan berbagai teknik CGI dan set interior yang menyerupai kantor kepresidenan.

Tim produksi sangat berhati-hati dalam menciptakan atmosfer yang autentik, sehingga setiap detail dalam film terasa nyata dan mendukung cerita yang diangkat. Setiap lokasi dipilih dengan cermat untuk memastikan bahwa pengalaman visual yang diberikan benar-benar maksimal.

Perubahan dan Adaptasi dari Novel

Seperti halnya adaptasi film lainnya, Red, White & Royal Blue mengalami beberapa perubahan dari versi novel. Beberapa subplot dipangkas agar alur cerita lebih padat dan sesuai dengan durasi film. Namun, esensi cerita tetap dipertahankan agar tidak mengecewakan penggemar setia novel.

Beberapa perbedaan utama antara novel dan film antara lain adalah pengurangan jumlah karakter pendukung serta penyederhanaan beberapa konflik politik. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa fokus cerita tetap berada pada hubungan Alex dan Henry, tanpa mengurangi kedalaman emosionalnya.

Tantangan dalam Produksi

Menggarap film dengan tema romansa LGBTQ+ yang melibatkan keluarga kerajaan Inggris tentu bukan perkara mudah. Salah satu tantangan terbesar dalam produksi adalah memastikan representasi yang autentik dan tidak berlebihan. Tim produksi bekerja sama dengan konsultan dan komunitas LGBTQ+ untuk memastikan bahwa cerita yang dihadirkan tetap memiliki nuansa yang kuat dan relatable bagi penonton.

Selain itu, koordinasi antara jadwal para aktor dan proses pengambilan gambar juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan latar cerita yang melibatkan banyak lokasi serta adegan emosional yang intens, film ini membutuhkan pendekatan yang matang dalam proses penggarapannya.

Respons dan Dampak Film

Setelah dirilis, Red, White & Royal Blue mendapat respons positif dari banyak pihak, terutama karena chemistry antara pemeran utama dan penyampaian cerita yang emosional. Film ini juga dianggap sebagai langkah maju dalam representasi LGBTQ+ di industri film mainstream.

Banyak penggemar novel yang merasa puas dengan adaptasi ini, meskipun ada beberapa perbedaan dengan sumber aslinya. Film ini juga berhasil menarik perhatian penonton yang sebelumnya belum mengenal novel aslinya, memperluas jangkauan ceritanya ke khalayak yang lebih luas.

Red, White & Royal Blue bukan hanya sekadar film romansa biasa. Proses produksinya menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap detail, mulai dari pemilihan aktor hingga penggarapan latar dan cerita. Dengan keberhasilannya di pasaran, film ini membuktikan bahwa kisah cinta yang kuat dan representasi yang baik dapat memberikan dampak besar bagi penonton.